Wednesday, September 30, 2015

THE POWER OF ‘MALE GAZE’


        
THE POWER OF ‘MALE GAZE’
(Kuatnya ‘Male Gaze’ dalam Tayangan Televisi di Indonesia,
Mister Tukul Jalan-jalan Trans7)





Eksistensi Tayangan Mistis di Indonesia
Di tengah tayangan-tayangan  komedi dan hiburan yang kian menjamur dan mewabah di Indonesia, tayangan bertemakan mistis yang berbau hal mistis ternyata masih mempunyai tempat tersendiri di hati pemirsanya. Bahkan setelah gempuran drama-drama yang dari negara luar seperti India dan Turki yang kehadirannya sempat membius perhatian masyarakat Indonesia pun, tayangan mistis masih saja mampu bertahan hingga kini. Tayangan-tayangan mistis seperti mampu membuat pemirsanya selalu penasaran dan menunggu-nunggu setiap ‘cerita’ dalam setiap episode yang disajikan.
Sebut saja beberapa tayangan mistis seperti Jejak Paranormal yang ditayangkan oleh stasiun televisi ANTV dan Mister Tukul Jalan-Jalan yang ditayangkan oleh Trans7. Kedua tayangan tersebut merupakan dua contoh tayangan mistis yang masih eksis dan populer di kancah pertelevisian Indonesia.
Daya tarik yang ditawarkan oleh tayangan-tayangan mistis di Indonesia adalah terjadinya berbagai fenomena mistis yang menarik perhatian dan rasa penasaran pemirsanya. Misalnya, terjadinya fenomena kesurupan, bahkan penampakan makhluk astral yang merupakan daya tarik utama tayangan mistis. Penampakan makhluk astral yang terekam kamera, seperti menjadi tolak ukur tersendiri bagi keberhasilan dan kesuksesan suatu tayangan mistis. Semakin banyakan penampakan yang ditayangkan, semakin tinggi pula antusiasme dan daya tarik yang dimiliki oleh tayangan tersebut. Sebut saja tayangan “Dunia Lain” dan “Masih Dunia Lain” di Trans7, yang sempat melejit beberapa waktu yang lalu. Dalam setiap episodenya, tayangan ini hampir selalu menampilkan berbagai penampakan makhluk astral yang terkadang terlihat jelas di kamera.
Tayangan-tayangan mistis selalu berpindah set dan cerita, dalam artian hampir dalam setiap episodenya tayangan ini selalu mengambil lokasi dan mengusung cerita mistis yang berbeda dari masing-masing lokasi dan daerah yang dikunjungi. Tayangan mistis mengangkat berbagai cerita ‘urban legend’ untuk disuguhkan kepada pemirsanya. Hal ini lah yang menjadi salah satu daya tarik tayangan mistis di Indonesia.
Kehadiran para praktisi supranatural atau paranormal agaknya juga menjadi daya tarik tambahan bagi suatu tayangan bertema mistis. Para ‘orang pintar’ tersebut seolah dapat membuat pemirsanya ikut manggut-manggut mendengar penjelasannya akan berbagai makhluk yang ‘hadir’ disekitar mereka, serta aksi dan jurus mereka dalam menaklukkan berbagai makhluk tak kasat mata.
Seiring dengan semakin berjalannya waktu, kepopuleran tayangan mistis di Indonesia, kini tidak hanya bergantung dari fenomena-fenomena dan lokasi angker dan mistis yang ditawarkan pada pemirsa. Namun, dewasa ini pemirsa tayangan mistis juga disuguhi hadirnya berbagai faktor menarik lain dalam tayangan mistis masa kini. Sebut saja kehadiran para artis yang menjadi pembawa acara dan host yang memandu tayangan tersebut, sehingga menjadi daya tarik lain bagi pemirsanya.

‘Male Gaze’ dalam Tayangan Mistis Indonesia
Ada hal lain yang tidak dapat dilepaskan dan bisa dibilang identik dengan tayangan mistis masa kini, yaitu kehadiran ‘artis-artis wanita’ yang menjadi pendamping pembawa acara dalam tayangan mistis tersebut.
Dalam sebuah literatur tentang gender dan media menyingkapkan ketidaksetaraan yang mendasar dalam frekuensi pemuatan perempuan dan laki-laki di media. Sementara kendali atas kreasi dan produksi citra media juga berada dalam genggaman laki-laki, Croteau dan Hoynes (Ibrahim, 2007:4). Dalam tayangan televisi wanita digunakan sebagai daya tarik dalam sebuah tayangan oleh produsen media. Perempuan dijadikan sebagai sebuah objek yang menarik untuk dimasukkan keterlibatannya dalam semua jenis acara. Kehadiran para artis wanita dalam suatu tayangan seperti menjadi pemandangan yang menyegarkan mata. Dalam male gaze, wanita dianggap sebagai sebuah objek yang menjadi daya tarik tersendiri bagi suatu tayangan televisi.
Salah satu tayangan mistis yang memanfaatkan male gaze dalam setiap episodenya adalah tayangan “Mister Tukul Jalan-jalan” Trans7. Program yang menggandeng Tukul Arwana, satu pembawa acara terkenal di Indonesia ini mengusung tema dan bintang tamu ‘wanita’ yang berbeda pula di setiap episodenya. Hal ini tentu saja menghadirkan warna tersendiri bagi para pemirsanya khususnya laki-laki, karena tak jarang para bintang tamu yang dihadirkan terkesan ‘sengaja’ berpakaian mencolok dan seksi untuk mengundang perhatian.
Kehadiran para wanita dalam tayangan “Mister Tukul Jalan-jalan”, seperti memberikan daya tarik ganda bagi pemirsa dan penggemar tayangan dengan genre ini. karena selain disuguhi dengan fenomena-fenomena mistis seperti tayangan mistis pada umumnya, pemirsa khususnya kaum laki-laki juga disuguhi dengan kehadiran bintang tamu artis wanita yang ikut hadir dalam tayangan tersebut.
Para artis wanita yang terlibat dalam tayangan ini, biasanya akan ikut dalam sebuah investigasi yang dilakukan Tukul dan kawan-kawannya di sebuah lokasi yang terkenal angker. Para wanita tersebut biasanya akan selalu berdiri disamping si pembawa acara untuk di ‘perlihatkan’ kehadiran dan sosoknya pada pemirsa.

Conclusion: Pentingkah Kehadiran Wanita dalam Tyangan Mistis?
Ada kesenjangan yang dipersepsikan antara “bagaimana perempuan itu sebenarnya dan bagaimana citra media tentang perempuan”( Mulyana & Solatun, 2007: 318-319). Dibalik representasi perempuan di televisi yang cenderung kurang pas dan selalu menjadi objek, perempuan dalam konstruksi lain (feminis) direpresentasikan sebagai makhluk anggun dan santun. Namun kenyataan yang terjadi dalam realitas sehari-hari berkata lain.
Dalam tayangan televisi Indonesia, khususnya dalam tayangan Mister Tukul Jalan-jalan, wanita direpresentasikan sebagai suatu pelengkap yang menarik dan penghias malam (karena acara tersebut ditayangkan di malam hari). Wanita digunakan untuk menarik perhatian dan sebagai pemuas mata laki-laki. Maka tak heran bahwa pada penampilannya di layar kaca, wanita cenderung megenakan pakaian yang dianggap seksi, menarik dan eye-catching untuk menarik mata pemirsanya.
Meskipun kontribusinya dalam tayangan ini secara praktek tidak begitu kentara, namun kehadiran mereka seperti memberikan kesan tersendiri dalam acara tersebut. Mereka terkesan hanya sebagai pemanis dan hiasan yang dipajang selama berlangsungnya acara tersebut, karena mereka akan selalu ikut kemanapun si pembawa acara pergi.
Dalam tayangan mistis seperti “Mister Tukul Jalan-jalan”, kehadiran para wanita tersebut seperti dipaksakan. Karena sebenarnya, tidak ada korelasi yang jelas antara kehadiran mereka dengan konsep acara tersebut. Wanita hanya menjadi objek dari male gaze saja. Karena sebenarnya kehadiran wanita seksi dalam acara ini pun bisa dibilang nyeleneh (aneh).
Kehadiran wanita-wanita dalam suatu tayangan televisi memang sudah terbukti ampuh menjadi daya tarik tersendiri. Namun, kehadiran wanita seharusnya diimbangi dengan kontribusinya bagi sebuah acara, agar wanita tidak terkesan hanya sebagai objek pemanis dan penarik perhatian saja.
Kehadiran wanita juga harus menyesuaikan tema dan konsep dari acara yang ditayangkan. Akan terkesan aneh bila sebuah tayangan mistis tiba-tiba menyelipkan visualisasi wanita berpakaian minim didalamnya. Sehingga konsep awal dari acara tersebut akan pudar dan tertutup dengan dominannya kehadiran si wanita didalamnya.



Daftar Pustaka :

Ibrahim, Idi Subandy (2007). Budaya Populer sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra.

 Mulyana, Deddy & Solatun (2007). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.