Sunday, September 20, 2015

MEDIA SOSIAL: SARANA LAHIRNYA MASYARAKAT DIGITAL




Lahirnya Media Sosial sebagai Media Komunikasi
Di era global saat ini, siapa yang tak kenal internet?, internet merupakan salah satu perwujudan dari perkembangan teknologi informasi sekaligus komunikasi yang sangat populer di kalangan masyarakat modern. Internet menyediakan akses bebas dan tak terbatas terhadap informasi.  Populernya internet sebagai media komunikasi memunculkan banyaknya founder-founder di bidang internet untuk membuat media komunikasi dan informasi baru yang dapat diakses dengan mudah, dengan memanfaatkan koneksi internet.
Seperti halnya dengan perkembangan teknologi di bidang lain, terdapat pula beberapa fase perkembangan media sosial.  Perkembangan media sosial di awali dengan penemuan sistem papan buletin oleh duo Ward Christensen dan Randy pada 1978.  Sistem ini memungkinkan penggunanya untuk saling megirim dan menerima informasi (download dan upload), serta mengirim surat elekronik (e-mail) dengan menggunakan koneksi yang tersambung dengan modem saluran telepon.
Selanjutnya pada 1995, lahir layanan situs webhosting pertama bernama GeoCities. Situs ini menyediakan layanan penyimpanan data-data website, sehingga dapat diakses dimana saja dan kapan saja. Situs ini menjadi awal munculnya website-website lain.
Pada 1997 muncul layanan media sosial sixdegree.com. Sedangkan media sosial blogger.com lahir pada 1999. Blogger menyediakan layanan bagi para penggunanya untuk membuat dan mengelola halaman situsnya sendiri secara gratis. Pengguna blogger dapat dengan mudah dan bebas menggunakan halamannya sendiri.
Pada 2002, muncul media sosial friendster. Media sosial ini menjadi tren pada awal kemunculannya. Banyak pegguna internet berlomba-lomba untuk membuat akun friendster­nya untuk mengikuti perkembangan media sosial pada masa itu. Media ini sekaligus menjadi tonggak lahirnya media-media sosial modern lain. Menyusul kehadiran friendster, pada 2003 lahir LinkedIn. Meski tak sepopuler keberadaan friendster, pengguna media sosial ini pun cukup banyak. Hal ini dikarenakan telah berkembangnya fungsi media sosial dalam LinkedIn yang memungkinkan penggunanya untuk bermedia sosial sekaligus mendapatkan akses informasi lowongan pekerjaan.
MySpace muncul beriringan dengan LinkedIn pada 2003. Situs ini dianggap sebagai situs yang paling bersahabat dengan pengguna internet karena sistemnya yang mudah dan friendly.
Seorang programer asal Inggris bernama Mark Elliot Zuckerberg, memperkenalkan penemuan fenomenalnya kepada publik pada 2004. Jejaring sosial yang  diberi nama facebook tersebut, kini merupakan media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak di seluruh dunia. Kemunculan facebook dapat dikatakan menyempurnakan media sosial sebelumnya karena memasukkan berbagai fungsi media sebelumnya, sehingga dapat dikatakan media ini sebagai media multi-fungsi.
Seperti ingin mengulang kepopuleran facebook, pada 2006 media sosial twitter hadir dan menawarkan fitur yang hampir serupa dengan facebook. Namun bagi sebagian orang, twitter dianggap kurang unggul dalam memposting karakter dalam jumlah besar, karena hanya dibatasi 140 karakter saja.
Dan selanjutnya, perkembangan media sosial di tahun-tahun berikutnya terjadi begitu cepat. Hal ini ditandai dengan kemunculan media-media sosial terbaru, seperti instagram dan path yang sama-sama menjadi media sosial yang paling eksis hingga saat ini.

Media Sosial sebagai Sarana Lahirnya Masyarakat Digital
Tidak dapat dipungkiri, bahwa kemunculan media sosial sebagai media komunikasi modern, sangat mempermudah penyampaian dan penerimaan informasi bagi penggunannya. Hal ini ditunjukkan dengan cepat dan mudahnya proses pertukaran informasi yang terjadi. Media mengemas teknologi komunikasi terdahulu menjadi lebih praktis, simple dan modern. Misalnya, dahulu masyarakat menggunakan surat sebagai sarana tukar informasi. Namun kini, kehadiran surat tergeser dengan munculnya e-mail (electronic mail), yang merupakan bentuk modern dari surat itu sendiri.
Selain dimudahkan dalam aspek pertukaran informasi, kehadiran  media sosial juga menghadirkan efek lain dalam kehidupan masyarakat modern. Wujud dari salah satu efek tersebut adalah, lahirnya ‘masyarakat digital’. Hal ini terjadi ketiaka, masyarakat mulai menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk berinteraksi melalui media sosial. Kegiatan-kegiatan yang pada mulanya dilakukan di dunia realitas, kini dengan hadirnya media sosial dapat dengan mudah dan cepat dapat dilakukan. Contohnya: dahulu kegiatan belanja (shopping) hanya dapat dilakukan di toko, warung atau pusat-pusat perbelanjaan, namun kini kegiatan tersebut dikemas secara lebih praktis, mudah dan cepat dengan munculnya ‘lapak-lapak online’ atau online shop, yang entah dimulai oleh siapa, kini sangat riuh di media sosial. Mulai dari pakaian, kosmetik, alat-alat rumah tangga, bahkan makanan pun kini dapat dengan mudah dipesan ke si penjual dengan menggunakan sistem order-pay-ship (pesan-bayar-antar).
Di salah satu media sosial ‘Instagram’, kehadiran lapak-lapak online ini dapat dibilang sangat kentara dan signifikan. Dapat dikatakan bahwa Instagram merupakan media yang idela bagi lapak-lapak online ini. Hal ini karena Instagram menyediakan fitur post dengan foto dan caption sehingga para pengelola lapak online dapat menggunakan galeri Instagram mereka untuk ‘memajang’ dan ‘menggelar’ dagangannya dengan bebas. Online shop- online shop di Instagram biasanya menyertakan harga dan lokasi asal pengiriman untuk memudahkan pembeli melakukan tracking terhadap pengiriman barang mereka. Hal ini akan sangat membantu untuk memantau ketepatan pengiriman jasa ekspedisi yang digunakan.
Adanya paket lengkap dari media sosial tersebut, seperti semakin mengamini masyarakat untuk hidup makin bergantung padanya. Dampak positif dari hal ini adalah, kemudahan masyarakat untuk mendapatkan dan meneruskan inofrmasi, sehingga dapat mengikuti perkembangan baik secara nasional bahkan internasional. Dengan sekali akses media sosial, semua kegiatan dapat dengan mudah dilakukan. Dengan sekali klik, apapun bisa terselesaikan. Masyarakat kita menjadi lebih aktif dalam menggunakan teknologi untuk hal-hal yang ‘menurut mereka’ lebih berguna. Hal ini secara otomatis meningkatkan kesadaran masyarakat untuk semakin ‘melek media’, khususnya untuk generasi-generasi mendatang.
Dampak negatif dari perkembangan media sosial adalah,  kegiatan interaksi secara langsung dengan tatap muka mulai ditinggalkan. Hal ini tentu akan menyebabkan kesenjangan dan ketidakseimbangan proses sosial dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, proses interaksi sangat penting dalam kehidupan manusia. Interaksi sosial-lah yang membentuk lingkungan sosial, jika interaksi kini hanya dilakukan di media sosial, maka tentulah akan terjadi kerenggangan dalam hubungan sosial antar manusia.
‘Generasi Nunduk’, frase itulah yang sering dilontarkan untuk menggambarkan keadaan masyarakat kita kini. Ketika kebanyakan individu menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menunduk, sibuk dengan aktifitas gadgetnya. Dimanapun dan kapanpun, ‘nunduk’ menjadi kegiatan yang paling mengasyikkan dibanding kegiatan lain, termasuk berinteraksi dengan orang yang bahkan hadir tepat di samping kita. Tua, muda, miskin, kaya, apapun gadget yang digenggamnya, mahal atau murah, kegunaannya sama, untuk ‘nunduk’.
Tidak dapat dipungkiri, semua individu terkena dampak dari munculnya media sosial dalam masyarakat kita, baik dalam hal positif maupun negatif. Maka dari itu, masyarakat pengguna media sosial hendaknya dapat memanfaatkan media sosial dengan seperlunya dan sewajarnya. Jangan menggantungkan semua hal pada media sosial. Memang benar bahwa dengan media sosial kita dapat melakukan banyak hal. Namun, tidak semua hal bisa didapatkan dengan media sosial, misalnya hubungan baik dan interkasi sosial yang intim dengan sesama. Maka dari itu, lakukan hal yang masih bisa dilakukan tanpa menggunakan teknologi, misalnya pergi keluar dan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitar kita, bersosialisasi dan mempererat hubungan dengn yang lain. Bukan melalui media, tapi bertatap muka secara langsung. Sehingga akan tercipta interaksi sosial yang selaras dengan komunikasi yang dilakukan baik dengan atau tanpa media sosial. Hal ini agar tittle ‘Generasi Nunduk’ sedikit demi sedikit, perlahan tapi pasti akan luntur dari generasi kita.




1 responses:

effamocchino said...

Iron Man: Judi Online - Tioga Arts
Iron 2020 edge titanium Man is titanium hair trimmer as seen on tv the second and only authentic Iron cerakote titanium Man comic book series, thaitanium released by Konami for the PlayStation 4 and Xbox titanium white acrylic paint One.

Post a Comment